TIPS-BERITA-GOSIP-SHARING

Wisata baru di kaki suramadu

Label:
Cahaya Kota Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, semakin benderang ketika malam nan kelam datang di ujung kota yang terkenal dengan Jembatan Merah, Tunjungan dan Rujak Cingur, Nasi Bebek, Pecel Lele hingga “Rawon Setan”. Nuansa keindahan dan eksotisme kota dengan segudang ikon wisata itu, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik dan manca negara, khususnya mereka yang menginjakkan kakinya di ranah Suramadu (Jembatan Nasional Surabaya-Madura).

“Executive Director Surabaya Tourism Promotion Board/STPB”, Yusak Anshori, meyakini, kerlap-kerlip lampu di jembatan dengan total panjang 5,4 kilometer tak akan meredup begitu saja, meskipun infrastruktur itu belum berupaya optimal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat di sekitar kakinya.

“Kami optimistis, dengan kehadiran jembatan Suramadu akan menambah cemerlang sinar pariwisata Indonesia di mata internasional. Apalagi, ketika ia dapat disulap menjadi obyek wisata malam dengan mewujudkan restoran mengapung yang berputar di Selat Madura,” katanya.

Untuk lebih meningkatkan potensi jembatan terpanjang di Asia Tenggara itu, ia menyarankan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat mengoptimalkan beragam wisata budaya hingga obyek wisata alam di daerah tersebut. “Di kaki Suramadu yang termasuk wilayah Madura, pemerintah dapat meningkatkan promosi seperti untuk batik Madura, karapan sapi, tradisi pernikahan ala Madura, dan tarian khasnya,” katanya.

Sementara, kata dia, di sisi Surabaya masih perlu pembenahan infrastruktur dan fasilitas seperti di tepi Pantai Kenjeran dan tempat penjualan cenderamata.

Pemerhati Wisata asal Kota Reog, Ponorogo, Jatim, Toto Suprapto, menilai, Suramadu dan Surabaya akan menjadi pasangan bersanding dengan San Fransisco dengan Golden Gate-nya. Sydney dengan Harbour Bridge-nya. Di kedua kota itu jembatan yang dimiliki akhirnya menjadi ikon penting industri wisata.

“Suramadu berada di posisi sebelah Timur Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang di posisi lengkungan dan akan tampak dari Tanjung Perak hingga Lamong Bay. Posisi Suramadu ini, membuka peluang kawasan `waterfront` dengan mengambil `view` jembatan,” katanya.

Ia memperkirakan, kemegahan dan keindahan Suramadu akan menjadi aset penting wisata dan ikon baru kota Surabaya. Apalagi, saat malam hari adalah potensi terbaiknya untuk dikunjungi banyak wisatawan. “Selain itu, karakternya bisa lebih kuat dari patung Suro dan Boyo yang berada di depan Kebun Binatang dan di tepian Kalimas,” katanya.

Di sisi lain, terang pria yang gemar teknologi informasi itu, karakternya semakin kuat, karena berdekatan dengan pangkalan Koarmatim dan Monumen Jalesveva Jayamahe yang berdiri gagah. “Suramadu dan monumen dapat disinergikan dengan daya tariknya masing-masing,” katanya.

Estimasi dia, dengan pembangunan Suramadu harga tanah di kaki jembatan di sisi Surabaya sudah melambung tinggi. Dengan harga tanah mahal, pembangunan akan mengarah vertikal. Deretan gedung jangkung tampaknya akan segera bermunculan di kawasan ini, baik perkantoran, apartemen, dan hotel.

“Semuanya pasti memanfaatkan daya-tarik `view` Suramadu. Jika gedung ini terbangun, dapat dibayangkan pemandangan Suramadu berikut kawasan sekitarnya di malam hari. Saya berharap, pemerintah dapat menyediakan `photo-stop` dengan latar belakang jembatan itu,” katanya.

Tangkap Peluang

Masih dikatakan Toto, Surabaya Utara yang saat ini merupakan kawasan niaga memiliki potensi wisata budaya dan sejarah, misalnya, Jembatan Merah, Kampung Arab, dan pecinannya. “Dengan kehadiran Suramadu, saat malam hari kawasan itu akan menjadi lebih hidup sepanjang waktu,” katanya menuturkan.

Di kawasan Surabaya Timur yang berada di sisi selatan Suramadu, akan makin berkembang. Apalagi, jika tol lingkar timur yang menghubungkan Tanjung Perak, Suramadu, Waru dan Juanda selesai dibangun. “Di kawasan ini, akan lebih cocok dibangun wisata air, atau dikembangkan sebagai `water-front city` baru. Khusus kawasan Surabaya Timur, saya sarankan pengembangannya tidak mengorbankan lingkungan. Terutama, keberadaan hutan mangrove di kawasan pantainya,” katanya.

Untuk itu, kata dia, kini saat yang tepat bagi Pemprov Jatim menangkap peluang yang sudah di depan mata. Momen emas ini tidak boleh disia-siakan. Apalagi, Surabaya sebagai kota jasa dan industri selama ini relatif miskin potensi wisata. “Sentuhan Suramadu layak untuk dikemas dalam paket tambahan `city-tour`, misalnya, `cruise` mengitari Suramadu dan monumen Jalesveva Jayamahe, yang dapat digabung dengan `dinner` di tengah laut. Nantinya, ia akan menjadi ikon dan daya tarik bagi industri wisata Surabaya, Madura, dan Jawa Timur,” katanya.

Sementara itu, sebut dia, STPB tampaknya harus bergerak cepat untuk menawarkan Suramadu dalam kegiatan promosinya. Terutama, karena saat ini Surabaya sedang giat-giatnya menata kota dengan membangun banyak taman, mempercantik trotoar, menata sekitar sungai-sungainya.

Selain itu, tiap ada ikon wisata yang digemari masyarakat, tambah dia, juga perlu dibuatkan cenderamatanya. Di samping patung Suro & Boyo, gambar Suramadu dapat dimanfaatkan untuk cenderamata. “Replika Suramadu, kartu pos, gantungan kunci, poster, t-shirt dengan gambar jembatan ini layak menjadi souvenir yang pantas dibawa dari Surabaya,” katanya menambahkan.

Kepala Dinas Pariwisata Jatim, Djoni Irianto, menyatakan, kini pihaknya sedang membuat konsep peta pariwisata di Suramadu. Sebagai langkah awal, ia melakukan negosiasi dengan biro perjalanan yang memiliki “market”, yakni dengan mengerahkan Asita (Asosiasi Pengusaha Travel dan Tour Indonesia). “Dengan ini, kami yakin mereka bisa menjual paket wisata yang melibatkan tol ini,” katanya.

Di sisi lain, mantan Kepala Badan Penanaman Modal Jatim, juga akan mewujudkan wisata malam. “Konsep ini sudah ada di benak saya dan teman-teman pengusaha biro perjalanan. Namun, perlu proses dan survei ke sana. Bahkan, saya juga ada ide untuk menawarkan lomba di beberap cabang olah raga di antaranya renang dan lari,” katanya.

Apalagi, Surabaya dapat dijangkau langsung dengan beragam pesawat dari banyak negara. Semisal, seluruh penerbangan dari berbagai kota di Indonesia dapat menjangkau kota ini. Kemudian, turis asal Singapura dapat mengakses Garuda, Silk Air, Value Air, dan China Airlines.

“Wisatawan asal Johor dan Kuala Kuala Lumpur yang bisa terbang dengan Air Asia, Malaysia Airline, Merpati. Warga Hongkong dengan Cathay Pacific dan Garuda. Dari turis Taipei dengan Eva Air via Kaohsiung & China Airlines via Singapore dan dari Bandar Seri Begawan dengan Royal Brunei,” katanya menuturkan.

Related Posts by Categories



Masukkan E-mail anda:


MANFAATKAN PENCARIAN CEPAT


TRANSLATE

English French German Spain

Italian Dutch Russian Portuguese

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
lowongan,pekerjaan,kerja
bola dunia
BERITA TERBARU

COUPLE T-SHIRT ( IDR 130.000 )

OUR FASHION